Minggu, 03 Oktober 2010

4 panduan aturan komposisi dalam landscape photograhy

Diambil dari 4 Rules of Composition for Landscape Photography

Seperti diketahui sebelumnya bahwa, tidak ada aturan baku yang sifatnya mengikat dalam dunia fotografi, kita dapat melakukan apa saja yang kita inginkan untuk gambar yang sesuai dengan keinginan kita, karena hal itu menyangkut rasa.

Tapi, ada beberapa panduan yang sebaiknya kita ketahui, sehingga kita bisa menyadari betul apa yang sedang kita lakukan sebelum menciptakan sebuah gambar yang sesuai dengan yang anda inginkan.

Garis Diagonal
Menggunakan garis diagonal dapat menjadi cara yang efektif untuk menentukan titik fokus utama, dimana garis yang dimaksud bukanlah sebuah garis sebenarnya, melainkan garis yang terbentuk dari bagian gambar itu sendiri, seperti bentuk jalan, barisan pohon, pagar, sungai atau fitur lain dalam gambar.


Bentuk geometrik
Dengan posisi aspek utama ltitik-titik dari bentuk geometris, anda dapat membuat komposisi yang seimbang. Mungkin cara yang paling umum dan termudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan bentuk yang 'segitiga' antara obyek dalam gambar dengan tiga objek dalam bingkai untuk setiap sisi dan satu lagi pusat.Salah satu teknik untuk mendapatkan keseimbangan dalam menembak dan jika Anda pintar, untuk memimpin mata ke dalamnya (dalam cara yang mirip dengan garis diagonal aturan di atas).






Aturan 1/3
Aturan 1/3 adalah aturan yang paling sering dilanggar dan merupakan salah satu aturan pertama komposisi diajarkan kepada mahasiswa fotografi kebanyakan. Walaupun kadang-kadang bisa merasakan sedikit klise juga bisa menjadi teknik yang sangat efektif  (walaupun perlu diingat bahwa melanggar ini (dan peraturan lainnya) juga dapat menghasilkan gambar yang dramatis dan menarik).


 
Membingkai foto
Yaitu menjadikan objek objek lain dalam foto sebagai bingkai dari objek utama, bisa dengan apa saja, untuk memperjelas fokus utama.



Aturan dibuat untuk dilanggar?
Tentu saja mengetahui aturan adalah penting - mengetahui kapan menggunakannya dan kapan harus dilanggar/

Jumat, 17 September 2010

THE RULE OF THIRD (aturan sepertiga)

Aturan sepertiga disini diartikan sebagai panduan untuk menempatkan objek yang akan di foto pada sepertiga bagian pada frame, baik itu sepertiga dari atas, sepertiga bawah ataupun sepertiga dari samping kiri kanan...

Pada gambar dibawah ini frame dibagi menjadi 9 bagian :


Contoh penempatan :


Dimana objek diambil tepat pada tengah frame

Dan foto ini diambil dengan aturan 1/3

Dimana objek dan tempat pengambilan gambar sama, tetapi dengan panduan aturan 1/3 hasilnya jauh berbeda....

Contoh lain




Dan ini contoh contoh lainnya :




Sudah jelas bukan....
The rule of third disini bukanlah suatu aturan baku yang tidak boleh dilanggar, tapi hanya berupa panduan...

Disadur dan diartikan dari photospot dan wikipedia
semoga bermanfaat untuk kita semua.


11 tips untuk fotografer pemula

Garis besar isi disadur dari www.digital-photography-school.com
Mudah mudahan bermanfaat untuk kita semua

TIPS UNTUK FOTOGRAFER PEMULA
  1. Jangan terburu-buru membeli peralatan yang mahal, atau dengan kata lain, maksimalkan peralatan yang anda punya, banyaklah melihat foto yang anda anggap bagus seperti di majalah fotografi atau forun fotografi, cari tahu data data tentang foto tersebut (dapat dilihat data exif nya) karena semakin banyak anda melihat foto, semakin anda tahu tentang jenis kamera yang anda butuhkan bila nanti saatnya upgrade peralatan.
  2. Pertimbangkan untuk membeli tripod terlebih dahulu sebelum peralatan yang lain, terutama bila anda belum terbiasa dalam memegang kamera yang agak berat seperti DSLR, karena kestabilan dalam pengambilan gambar sangat berpengaruh pada hasil yang anda akan dapatkan nantinya. Dengan menggunakan tripod.
  3. Senantiasalah membawa kamera anda atau menyimpan kamera anda pada tempat yang gampang anda jangkau. Moment-moment bagus kadang datang ketika anda tidak menduganya, jadi kemudahan mengakses kamera akan membantu anda mendapatkan moment moment yang bagus.
  4. Membuat daftar foto yang anda ingin dapatkan, dengan kata lain ketika anda tidak dapat mengakses kamera anda saat mendapatkan tempat atau moment yang anda anggap bagus, buatlah catatan kecil, mengenai lokasi, keadaan lingkungan, waktu dan keadaan pencahayaanya, sehingga suatu saat anda dapat kembali dengan membawa perlengkapan yang tepat.
  5. Jangan mengabaiakan objek yang sederhana yang anda anggap biasa yang ada disekitar anda, karena seringkali foto yangb bagus berawal dari hal-hal yang sederhana, anda bisa mencari objek objek disekitar halaman seperti bunga, pohon ataupun binatang ataupun ruangan yang disinari jendela rumah anda.
  6. Nikmati proses belajar anda, Bagian terbaik dari memiliki hobi seperti fotografi, adalah tidak pernah kehabisan hal untuk belajar. Lihatlah segalanya dengan mata seorang fotografer dan Anda akan melihat peluang yang tidak pernah melihat sebelumnya.
  7. Manfaatkan sumber daya gratis untuk belajar, seperti forum diskusi di internet
  8. Bereksperiment dengan berbagai pengaturan pada kamera anda, berbagai pengaturan dapat dilakukan dengan membaca buku petunjuk manual kamera anda, sehingga anda mengetahui berbagai fungsi dari kamera anda, cobalah berbagai pengaturan tersebut sehingga anda tau efek yang dihasilkan dari pengaturan tersebut.
  9. Pelajari aturan dasar dalam fotografi, aturan dasar adalah panduan untuk mandapatkan sebuah foto yang baik, walaupun banyak foto bagus yang melanggar aturan tersebut, tapi sebalum anda melanggar aturan tersebut, anda harus tahu dan mengerti aturan tersebut sebelum melanggarnya.
  10. Selalu belajar hal baru dan rutin mengaplikasikan ilmu tersebut dengan rutin mengambil foto setiap kali mendapatkan hal yang baru sehingga anda tidak melupakan apa yang telah anda pelajari.
  11. Jangan pernah takut untuk bereksperimen, karena apa yang anda dapatkan berasal dari proses yang anda lakukan, terus membaca dan belajar.

Sekian dulu tipsnya, semoga bermanfaat....

    Rabu, 15 September 2010

    Istilah Istilah dalam dunia Photograpy

    SHUTTER SPEED
    Shutter Speed adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional.

    APERATURE
    Aperture itu di bahasa Indonesianya adalah Diafragma, atau “bukaan rana", kalo di mata, aperture itu pupil. Aperture ini yang ngatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk setiap waktu (Intensitas Cahaya)

    ISO
    ISO adalah International Standard Organization. Untuk kecepatan Film / ISO Film ISOnya - ISO 5800:1987 untuk Film , dan ISO 12232:2006 untuk sensor.
    ISO adalah standar internasional untuk tingkat kepekaan Film atau Sensor…
    Sebelum adanya ISO, digunakan ASA untuk fotografer2 amerika, dan DIN untuk fotografer eropa..

    AOV (Angle Of View)
    AOV merupakan rentang sudut yang diproyeksikan lensa dari FOV menuju bidang fokal. Ruang pandang sebuah kamera berbentuk persegi yang proyeksinya dibatasi oleh dimensi bidang fokal.

    FOV  (Field Of View)
    FOVadalah perspekstif visual yang nampak oleh indera penglihatan kita (melalui viewfinder ka,era) pada posisi dan orientasi tertentu. Subyek yang terletak di luar FOV tidak akan nampak pada hasil foto

    FL (Focal Lenghth)
    Focal length itu adalah jarak nodal point dengan focal planenya. Atau kalau dibayangin adalah jarak titik fokus dengan film/sensor kamera.

    RED EYE
    Red eye merupakan yang terjadi jika memotret manusia di tempat gelap dan memakai flash secara tiba-tiba. Hasil foto menunjukkan mata yang merah, dapat diatasi dengan fitur Red-Eye Reduction pada software editing foto atau memakai Pre-Flash sebelum memotret  

    PANNING
    Teknik memotret yang memberi kesan bergerak pada objek. Caranya dengan membuat shutter speed dibawah 1/125 detik kemudian mengatur fokus objek dan menekan shutter sambil mengikuti arah gerak objek 

    FREZZING
    Teknik memotret yang membuat gerak objek seolah-olah terhenti. Caranya dengan membuat shutter speed diatas 1/125 detik atau lebih cepat dari pergerakan objek yang kita potret. Teknik freezing juga dikenal sebagai teknik high speed photography karena teknik ini membutuhkan kecepatan rana yang tinggi

    BOKEH Selective Focus
    Teknik fotografi yang membuyarkan objek pada foto. Ada yang disebut objek depan dan objek belakang. Pada selektif fokus, foto akan mem-blur-kan objek depan atau objek belakang. Jika kedua objek blur maka foto dikatakan blur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur fokus secara manual dan objek depan harus dekat dengan lensa kamera.

    DEPTH OF FIELD (DOF)
    DOF adalah kedalaman sebuah pandangan lensa. DOF juga di tentukan oleh Aperture.  Apabila anda mengambil sebuah foto yang berisi 2 manusia dan satu berdiri di depan dan satu di belakangnya dan anda focus pada orang yang di depan, maka orang yang di depan (yang anda focus) akan terlihat jelas dan tajam, namun orang dibelakangnya akan menjadi blur.

    MACRO
    Macro adalah kemampuan lensa yang dapat focus pada sebuah objek dengan sangat dekat, dan biasanya mempunyai kemampuan pembesaran sebuah objek dengan sangat mendetail. Biasanya lensa macro ini digunakan untuk mengambil gambar serangga, bunga, dan benda2 kecil lainnya.

    FISH EYE
    Jjenis lensa yang dapat mengambil gambar dengan angle of view 180 derajat, dan menghasilkan gambar yang agak cembung. Dinamakan lensa mata ikan karena gambar yang dihasilkan seperti pandangan seekor ikan.

    ASPHERICAL LENS
    Aspherical lens ini bukan lensa biasa, lensa ini cenderung lebih baik kualitasnya, dan tetap mempunyai ukuran yang relatif tipis, sehingga dapat mengurangi ukuran keseluruhan sebuah lensa. Dan biasanya, lensa aspherical dapat melebarkan sudut pandang sebuah lensa dengan tetap menjaga ukuran, meningkatkan kualitas dan juga mengungari efek negatif sebuah lensa.

    IF (Internal Focus)
    IF adalah kemampuan sebuah lensa untuk mencari fokus objek tanpa merubah bentuk atau panjang dari lensa tersebut

    AF/MF
    Sistem kerja  pemfokusan pada lensa, AF adalah Auto Fokus, dimana lensa dapat menentukan fokusnya secara automatis dengan bantuan motor pada lensa ataupun mada body kamera dan MF adalah Manual Fokus

    VR (Vibration Reduction)
    Yaitu kemampuan lensa untuk meredam adanya getaran pada saat shutter speed dilepas. sehingga hasil gambar yang dihasilkan tidak buram.

    Sekian dulu
    masih banyak istilah lainya, nanti klo sempat ditambahkan.




    Sabtu, 11 September 2010

    Isolasi warna dengan photoshop

    Dunia Photography tidak lepas dari olah mengolah gambar, dan salah satu yang paling sering digunakan adalah photoshop. Saya sadar betul, bahwa penguasaan Photoshop (PS) akan sangat diperlukan kedepannya nanti, sementara untuk saya pribadi, penggunaan PS adalah hal yang sangat baru, saya lebih mengerti Corel Draw ketimbang PS.

    Nah beberapa hari yang lalu saya ikut berziarah ke makam sanak keluarga, dan setelah doa bersama, karena kebetulan bawa kamera, akhirnya jadilah jeprat jepret sana dan sini dengan senjata kesayangan. Karena areal pekuburan, ah, ga brani kuga sampai jauh jauh dan terlalu bereksperimen, takut kesambet.

    Setelah sampai dirimua akhirnya transfer ke PC dan mulai ngutak atik gambar hasil di kuburan. Ups... dan akhirnya dapat gambar yang menurut saya cukup bagus (maklum amatir) jadi dari 10x jepret, paling satu yang masuk kategori benar dan sesuai aturan dalam pengambilan gambar.




    Tapi setelah di Corp, di mainin contras dan saturasi warnanya, wah masih kelihatan kuarang. Apanya yah (dalam hati saya) kareena cape sendiri akhirnya iseng iseng buka FN (pasti tau nih, klo fotografer) yaiyalah... hehehe namanya aja fotografer.net nah, disitu liat photo BW (black nwhite) yang keren banget.

    Nah, sambil asik liatin tuh Photo, keinget ma gambar yang saya utak atik tadi, dan kepikiran, wah gambar saya tadi latarnya cukup rame, kayanya klo latarnya jadi hitam putih dan objeknya tetap berwarna, kayamya keren juga tuh.... 

    Akhirnya googling uat nyari tahu, ternyata itu ngeditnya pake PS, namanya mengIsolasi warna, ah pikir gw, gw kagak tau make nie barang.... Maklum selama ini saya pake linux, so tanya GIMP (GNU Image Manipulation Program) itupun saya taunya ngeresize gambar doang. Tapi gapapalah, demi elmu baru ane googling terus tuh sambil ngutak ati PS.

    Setelah perjuangan yang tidak kenal menyerah, ane dikit dikit untung, tau juga beberapa fungsi tools dan prinsip kerjanya, mulai dari megubah komposisi warna, membuat layer, membuat photo BW, dan akhirnya jadilah seperti gambar dibawah ini. Dan saya kasih judul "Indah dalam duka" (pliss jangan koment tentang judulnya, gw tau itu lebay banget) heheheheh






    Dan darisini saya dapat pelajaran yang sangat berharga :
    1. Saya akhirnya mengenal PS
    2. Google, adalah guru yang maha serba tahu, asal kita mau belajar aja.....
    4. Ide bisa datang dari mana saja, tapi jangannyontek aja
    3. Jangan menyerah, pasti bisa

    OK. sekian dan terima kasih, sampai jumpa di pembelajaran berikutnya.
    Salam. KLICK

    Minggu, 05 September 2010

    photo session pertama

    Akhirnya kesampaian juga ngetest rasa kamera+model, wah... mendebarkan, takutnya hasilnya sangat jelek dan modelnya ngambek trust kabur. Sangat grogi dan menegangkan, mungkin itu yang bisa saya gambarkan, ampe ampe pas sesi photo tinggal beberapa menit, baru sadar klo kamera terset pada ISO.400 dan kempensasi Eksposurenya +1.00.
    Pantas saja pas pertama tama motret kok, over mulu exposurnya (perkiraan saya, karena hasilnya terlalu terang), saya hanya terfokus pada Shutter speed ma Aperatur doang. Dan tidak memperhatikan indikator pada icon icon yang lain.

    ini beberapa contoh hasil potretnya 



     

    Camera Model: NIKON D3000
    Date Taken: 2010:09:05 17:39:55
    Exposure Time: 1/100 sec.
    ISO Speed Rating: 400
    Flash Fired: Flash did not fire.
    Metering Mode: Pattern
    Exposure Program: Manual
    Focal Length: 55.0 mm
    Software: GIMP 2.6.2





    Date Taken: 2010:09:05 17:12:49
    Exposure Time: 1/500 sec.
    ISO Speed Rating: 400
    Flash Fired: Flash did not fire.
    Metering Mode: Pattern
    Exposure Program: Manual
    Focal Length: 20.0 mm
    Software: GIMP 2.6.2


    Pelajaran hari ini
    1. Tenang, rileks dan santai. Munglin itu yang harus dilakukan pas pemotretan, biar otak fresh, biar creatifitas bisa keluar dan tetap fokus pada hal hal yang detail.
    2. Set ulang kamera pada setiap sesi photo, karena suasana lingkungan harus disesuaikan dengan settingan kamera.
    3. Komunikasi dengan model sagant perlu terjalin dengan baik agar kita bisa mendapatkan feel yang kita inginkan dari model
    Mohon kritik saran dan apapun itu yang sifatnya membangun dan pembelajaran

    Sabtu, 04 September 2010

    "lessons" Exposure Control

    Akhirnya saya ketemu pembahasan mengenai photography di KASKUS sayapun memulai mencari cari artikel yang sesuai dengan pelajaran saya yang kemarin, dan akhirnya dapat Exposure Control. dan intinya seperti ini :

    Exposure Control ato bahasa Indonesianya Kontrol pencahayaan…pada dasarnya ada lah langkah-langkah untuk mengontrol jumlah cahaya yang tertangkap sensor kamera/film. Exposure control ini yang akan menentukan apakah foto kita akan terlalu terang atau gelap.

    Itungan dasarnya Exposure = Intensitas x waktu
    Jadi dalam mengontrol cahaya yang masuk…ada 2 parameter…Intensitas, dan waktu

    Ada 3 yang mempengaruhi garis besar yang mempengaruhi :
    1. Shutter Speed
    2. Aperature
    3. ISO

    1.    Shutter Speed
    Shutter Speed adalah kecepatan
    Satuan kecepatan dari shutter speed adalah detik. Tapi biasanya yang digunakan adalah kecepatan kurang dari satu detik, dengan kenaikan biasanya ½ stop ato 1/3 stop, dan ini tingkatan yang umum ditemui :

    Bulb—30”—15”—8”—4”—2”—1”--½”--¼” --1/8”--1/15”--1/30”--1/60”--1/125”--1/250”—1/500—1/1000—1/2000-1/4000—1/8000

    Petunjuk singkat
    Kalo angkanya pake “1/” …semakin gede angka di bawahnya, kecepatannya semakin cepet, Kalo angkanya ga pake “1/” berarti semakin gede angkanya semakin lambat kecepatannya. Semakin cepat shutter,.hasilnya ada 2
    1. Cahaya yang masuk semakin dikit…liat lagi rumus di atas Exposure = Intensitas x Waktu hasilnya foto semakin gelap
    2. Objek akan semakin “diam” (freezed)

    Cara ngatur shutter speed di kamera silahkan refer ke manual masing-masing

    2.  Aperature
    Aperture itu di bahasa Indonesianya adalah Diafragma, atau “bukaan", kalo di mata, aperture itu pupil. Aperture ini yang ngatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk setiap waktu (Intensitas Cahaya)

    Seperti shutter speed, Aperture diitung berdasarkan stop/step






    Oh iya…acuan Aperture adalah bukaan mata manusia. Yang dikenal dengan F/1
    Urutannya
    F/1 – F/1.4 – F/2 – F/2.8 – F/4 – F/5.6 – F/8 – F/11 – F/16 – F/22 – F/32

    Dari F/1 ke F/1.4 disebut turun satu stop…
    Dari F/2.8 ke F/2 disebut naik satu stop

    Simpelnya, semakin kecil angkanya, semakin besar bukaannya.

    Apa aja yand dipengaruhi oleh aperture??

    1. Intensitas Cahaya. Semakin besar Aperture (angka semakin kecil) jumlah cahaya yang masuk semakin banyak,hasilnya Foto semakin terang.
    2. Depth of Field. Semakin besar aperture, semakin kecil ruang tajamnya (Background dan Foreground Blur, hanya Objek Utama yang tajam). Semakin kecil aperture semakin besar ruang tajamnya… (keseluruhan frame tajam)
    3. Kontras dan Detail. Semakin kecil aperture, kontrasnya akan semakin rendah dan detail akan semakin tinggi.Sebaliknya semakin besar aperture, kontrasnya akan semakin tinggi dan detail semakin hilang…

    3. ISO
    ISO adalah International Standard Organization. Untuk kecepatan Film / ISO Film ISOnya - ISO 5800:1987 untuk Film , dan ISO 12232:2006 untuk sensor.

    ISO adalah standar internasional untuk tingkat kepekaan Film atau Sensor…
    Sebelum adanya ISO, digunakan ASA untuk fotografer2 amerika, dan DIN untuk fotografer eropa..

    Prinsip dasar
    1. Semakin tinggi nilai ISO semakin peka sensor atau Film tersebut.
    2. Kepekaan yang tinggi ini menyebabkan Signal Noise pada Sensor dan penggunaan Butiran perak halide kasar pada film.
    3. Seperti Shutter speed dan Aperture, ISO juga menggunakan Stop….

    Deret Kepekaan Sensor/ Film

    50 – 100 – 200 - 400 – 800 -1600 -3200 -6400


    Semakin rendah angkanya semakin halus gambar yang dihasilkan…dan semakin tidak sensitive sensor/filmnya. Semakin tinggi angkanya sensor/film semakin sensitive dengan cahaya dan semakin kasar hasil fotonya

    Contoh hitungan sederhana dari Photography Triangle :
    Kondisi Cahaya outdoor jam 12 siang tidak ada awan

    ISO Shutter Aperture
    100 1/125 f/11
    100 1/250 f/8
    100 1/60 f/16
    200 1/125 f/16
    200 1/250 f/8
    800 1/500 f/11
    800 1/2000 f/5.6

    Settingan exposure di atas akan menghasilkan Foto dengan intensitas cahaya yang kurang lebih sama


    sekian
    semoga berguna

    thankz to KASKUS

    kesampaian beli kamera

    Akhirnya cita citaku tuk mempunyai sebuah kamera DSLR yang pertama terwujud juga, setelah searching dan browsing yang panjang,  walaupun sempat terpikir tuk beli kamera second NIKON D60 di KASKUS. Akhirnya pilihanku jatuh pada NIKON D3000, "naik kelas" dari NIKON COOLPIX.


    penampakan NIKON D3000

    Dan setelah sampai dirumah, dimulailah pembelajaran dengan membaca buku petunjuk manualnya, dari daftar isi sampai titik koma. Setelah selesai "sehari semalam" sayapun mulai berkenalan dengan "pasangan baru" saya ini. 

    Mulai dari mengutak atik menu sampai mencoba beberapa settingan kamera, sampai akhirnya saya merasa yakin untuk mencoba "rasa" dari kamera ini. Sempat bingung sambil garuk garuk kepala, karena ternyata gambar pertama yang saya hasilkan adalah "gelap" dalam pengertian sebenarnya. Tidak ada sama skali objek yang tampak.

    Sayapun kembali kepada "alkitab" dan mencoba memahami settingan yang telah saya lakukan, karena memang baru kali ini saya menggunakan mode M "manual", sebelumnya saya sudah beberapa kali menggunakan kamera dengan sistem DSLR, namun semuanya menggunakan mode AUTO, sehingga yang saya lakukan hanya bidik dan shot, tanpa memperhatikan fungsi dari tombol dan icon yang tersedia.

    Dan setelah kembali cukup yakin, sayapun mulai melakukan beberapa uji pemotretan lagi dengan berbagai settingan, jadi setiap mengubah suatu settingan, saya mengambil satu gambar objek yang sama dengan jarak yang sama.

    settingan yang saya lakukan masih terbatas pada, kecepatan rana "shutter speed" dan bukaan rana "aperature" dan ini mungkin beberapa hasilnya




    Date Taken: 2010:09:04 06:48:47
    Exposure Time: 1/60 sec.
    ISO Speed Rating: 280
    Flash Fired: Flash did not fire, auto mode.
    Metering Mode: Pattern
    Exposure Program: Not defined
    Focal Length: 45.0 mm
    Software: GIMP 2.6.2



    Date Taken: 2010:09:04 15:31:33
    Exposure Time: 1/30 sec.
    ISO Speed Rating: 100
    Flash Fired: Flash did not fire.
    Metering Mode: Pattern
    Exposure Program: Manual
    Focal Length: 30.0 mm
    Software: GIMP 2.6.2

    Dan untuk hari ini hal yang saya pelajari adalah :
    1. Saya sudah dapat melakukan settingan nilai besaran ISO, Shutter Speed dan Aperature
    2. Shutter speed yang cepat, harus diimbangi dengan bukaan Aperatur yang cukup besar  agar cahaya yang diterima sensor cukup untuk membuat objek tampak.
    3. Shutter speed yang lambat, harus diimbangi dengan bukaan Aperature yang agak kecil untuk menghindari sensor over exposure.
    4. Dalam keadaan pencahayaan yang kurang, shutter speed harus diperlambat, dan bukaan Aperatur di perbesar agar sensor cukup mendapatkan cahaya, dan mungkin dengan menaikkan ISO.
    Cukup untuk hari ini,mohon kritik dan saran apabila ada yang salah atau kurang.
    terima kasih